Membaca puisi-puisi dalam kumpulan puisi karya Yoga Gandara Mulyana ini, kita seakan tengah mereguk saripati-saripati estetik dari berbagai tradisi para penyair yang membangun tradisi sastra kita (mulai dari para penyair Pujangga Baru, Angkatan 45 seperti Chairil Anwar, periode 1970-an, hingga yang terkini). Semuanya seolah diinternalisasi menjadi gaya Yoga dalam nuansa nada para pembangun tradisi tersebut.
Selain itu, kumpulan puisi ini menarik oleh cara pandang terhadap persoalan yang terasa unik. Sebagai contoh, betapa banyak penulis yang mengangkat tema cinta asmara. Namun, dalam karya Yoga tema tersebut terasa unik karena dipandang secara lain, misalnya dengan mengaitkan, bahkan melawankan persoalan cinta asmara dengan persoalan "kepulangan" yang sejati. Kumpulan puisi ini, mengajak kita sejenak meresapi kembali makna hidup yang seolah telah terasa banal oleh gemuruh kegaduhan media sosial.
Nenden Lilis Aisyah, Penyair
Hiruk-pikuk perasaan yang dicurahkan jadi karya-karya kecamuk yang harus diperhitungkan, karena dari karya-karya Yoga Gandara Mulyana ini, saya berasa diajak mengunyah makna-makna, dari kenyataan perjalanan hidup dengan lebih arif dan rendah hati.
Panji Sakti, Komposer Lagu
|
Penulis |
: |
Yoga Gandara Mulyana |
|
ISBN |
: |
|
|
Terbit |
: |
Agustus 2025 |
|
Ukuran |
: |
15.5 x 23 |
|
Tebal |
: |
171 Halaman |
|
Kertas |
: |
HVS |