KALAULI SEJARAH DAN TRANSFORMASI SOSIAL

Buku ini menghadirkan narasi komprehensif tentang perjalanan panjang masyarakat Kalauli yang berada dalam pusaran sejarah, konflik, dan transformasi sosial. Berawal dari jejak migrasi Melanesia, mitologi La Ode Wuna, hingga pendirian kerajaan Sahulau, bagian awal menguraikan asal-usul hubungan Buton-Ambon sebagai fondasi identitas kolektif. Selanjutnya, bagian kedua menelusuri dinamika kolonialisme, perlawanan rakyat, hingga peran tokoh-tokoh Buton dalam jaringan aliansi melawan kekuatan Portugis dan Belanda. Dari sini tampak bagaimana nilai kekerabatan, simbol gandong, dan semangat perjuangan menjadi pilar pembentuk kesadaran etno historis masyarakat.

Memasuki bagian selanjutnya, buku ini menyoroti bagaimana Kalauli mengalami transformasi dari sekadar pangkal perjuangan menuju komunitas yang hidup kembali pasca bencana dan pergeseran politik. Berbagai peristiwa penting, seperti tsunami 1674, tragedi politik 1965, hingga proses pembangunan pendidikan dan masjid, menjadi momentum pembentukan ulang identitas sosial. Kehidupan adat, kearifan lokal, dan tradisi keagamaan yang terus diwariskan memperlihatkan daya tahan budaya dalam menjaga solidaritas komunitas. Modal sosial, sistem gotong royong, serta ritual adat tetap menjadi pengikat meski arus modernisasi mulai menggerus nilai tradisional.

Pada bagian akhir, buku ini menggambarkan persinggungan Kalauli dengan modernitas, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup yang memunculkan tantangan baru berupa fragmentasi sosial dan ketimpangan internal. Namun, melalui strategi pembangunan berbasis komunitas, revitalisasi kearifan lokal, serta pemberdayaan generasi muda, karya ini menegaskan optimisme akan masa depan Kalauli. Dengan menutup refleksi pada "mata air" silsilah leluhur, buku ini bukan hanya catatan sejarah, tetapi juga panduan dalam merajut harmoni antara tradisi dan inovasi sosial bagi generasi mendatang.